Sebenarnya sudah cukup lama saya mendengar judul novel ini, Keajaiban Toko Kelontong Namiya. Mungkin sekitar tahun 2020 saat pandemi sedang ganas-ganasnya? Iya sih rasanya sekitar itu Keajaiban Toko Kelontong Namiya booming dan menghiasi banyak timeline di media sosial.
Meskipun booming saya baru tertarik membelinya di tahun 2024 ini hehehe.. bukan orang yang FOMO banget emang, tapi ya gitu akhirnya agak tertinggal kalau dibandingkan dengan penggemar buku lainnya. Tapi toh hidup bukan tentang siapa yang baca duluan ngga sih? Wkwkwk saya sih berprinsip mana buku yang saya butuhkan sekarang, itulah yang akan saya baca.
Jadi ngga cepet-cepetan juga 🙂
Hanya saja kalau ada rekomendasi buku bagus dari teman-teman diusahakan pasti akan jadi prioritas bacaan saya juga.
Yaudah yuk kita bahas soal Keajaiban Toko Kelontong Namiya aja sekarang, jadi keasyikan curhat nih nanti.
Sinopsis Keajaiban Toko Kelontong Namiya
Ketika tiga pemuda berandal bersembunyi di toko kelontong tak berpenghuni setelah melakukan pencurian, sepucuk surat misterius mendadak diselipkan ke dalam toko melalui lubang surat.
Surat yang berisi permintaan saran. Sungguh aneh.
Namun, surat aneh itu ternyata membawa mereka dalam petualangan melintasi waktu, menggantikan peran kakek pemilik toko kelontong yang menghabiskan tahun-tahun terakhirnya memberikan nasihat tulus kepada orang-orang yang meminta bantuan.
Hanya untuk satu malam saja.
Lalu saat fajar menjelang, hidup ketiga sahabat itu tidak akan pernah sama lagi..
Begitulah sinopsis Keajaiban Toko Kelontong Namiya. Kalau boleh membocorkan beberapa isi surat ke dalam sinopsis novel ini, yang saya pilih adalah salah satu kisah yang begitu mind blowing.
Saking mind blowingnya, sebagai manusia biasa saya sampai ngga pernah terpikir ide seperti itu. Asli deh.
Review Keajaiban Toko Kelontong Namiya
Kisah Kosuke dan Bunuh Diri Kedua Orangtuanya
Salah satu permasalahan yang “diterima” oleh sang Kakek pemilik toko kelontong kala itu adalah “curhatan” seorang remaja SMP yang sedang kalut. Tidak hanya bingung atas apa yang harus ia lakukan karena permasalahan berat yang ia hadapi, tapi ia juga bingung kemana ia harus meminta pertolongan.
Kisah itu bermula dari seorang tokoh bernama Kosuke yang sudah duduk di kelas 3 SMP, sebentar lagi ujian dan memasuki masa-masa SMA yang menurut banyak orang sebagai masa-masa yang membahagiakan dan tak akan pernah terlupakan seumur hidup.
Kosuke yang terbiasa hidup mewah dengan orangtuanya, harus menanggung “kebangkrutan” kedua orangtuanya yang terlilit hutang namun ia tak tahu apapun saat itu. Ia harus ikut “kabur” bersama kedua orangtuanya. Namun, komunikasi antara Kosuke dan orangtuanya saat itu sungguh sangat tidak baik.
Kosuke tidak mendapatkan penjelasan yang sebenarnya adalah haknya juga sebagai seorang anak. Kosuke dipaksa untuk menuruti apapun yang dikatakan oleh Ayahnya. Kosuke juga diancam jika tidak menuruti kedua orangtuanya.
Lalu di saat-saat Kosuke “melakukan pelarian” di tengah malam bersama kedua orangtuanya, ia memutuskan untuk kabur saja. Menjauh dan memutus ikatan dengan kedua orangtuanya.
Siapa sangka ternyata justru keputusannya tersebut berhasil menyelamatkan nyawanya meskipun ia baru tahu alasannya setelah dua puluh tahun kemudian.
Perasaan Kosuke selama dua puluh tahun bersembunyi dari identitas aslinya tersebut membuatnya tumbuh menjadi seorang dewasa yang pendiam, tidak percaya diri dan tak tahu apakah yang ia lakukan saat ini adalah keputusan yang benar.
Hingga ia bertemu dengan salah satu orang yang berkaitan dengan masa kecilnya di sebuah kedai. Berawal dari pertemuan tak disengaja itulah Kosuke tahu tentang kasus yang menimpa Ayah dan Ibunya di masa lalu. Ia pun tahu rencana bunuh diri Ayah dan Ibunya yang tentu saja (kalau Kosuke tidak kabur) akan melibatkan dirinya juga. Kisah tragis yang tentu saja membuat saya tercengang. Kok bisa jadinya giniiii?
Guess what? Semua orang yang berkirim surat di Toko Kelontong Namiya punya hubungan yang rumit. Saya sendiri tercengang dengan alur cerita yang disuguhkan oleh Keigo Higashino.
Karena tentu saja di dalam novel setebal 398 halaman ini tidak hanya berkisah tentang Kosuke dan keluarganya. Juga ada kisah-kisah lain yang sangat menarik dan ternyata berhubungan satu sama lain. Hubungan yang rumit itu bisa kita ketahui di sepertiga bagian akhir dari novel Keajaiban Toko Kelontong Namiya.
Mungkin di antara teman-teman bertanya-tanya, memangnya apa yang membuat toko kelontong Namiya ajaib? Teman-teman akan temukan jawabannya di bagian awal dan juga akhir buku ini. Selain karena kakek pemilik toko kelontong memang suka “meladeni” orang-orang yang berkorespondensi dengannya untuk bercerita soal permasalahannya, juga karena di toko kelontong ini ternyata ada hal lain yang tersembunyi dan memang tak bisa dijangkau dengan nalar manusia.
Untuk teman-teman yang suka banget dengan novel fantasi yang disertai dengan teka-teki, novel ini cocok bangetlah untuk dibaca. Meskipun hampir 400 halaman tapi ngga berasa banget, seminggu dibaca juga kelar.
Bisa dikatakan Keajaiban Toko Kelontong Namiya adalah buku fiksi terbaik yang saya baca sepanjang Januari hingga Oktober 2024 ini. Selain karena kisahnya yang sederhana tapi melegakan, juga karena eksekusi penulisnya bikin saya penasaran terus menerus. Sastra Jepang memang tidak bisa kita pandang sebelah mata.
Ada yang sudah baca buku ini? Share kesanmu dong di kolom komentar 🙂
Judul Buku : Keajaiban Toko Kelontong Namiya
Penulis : Keigo Higashino
Alih Bahasa : Faira Ammadea
Diterbitkan pertama kali oleh Penerbit Gramedia Pustaka Utama, anggota IKAPI, Jakarta 2020
Cetakan kedua puluh satu : Mei 2024, 400 halaman.
Yuk baca juga ulasan buku saya lainnya yang juga ditulis oleh orang Jepang di sini. Selamat membaca!