Raymond Carver Terkubur Mi Instan di Iowa. Judulnya unik kan? Kira-kira seperti apa ya ceritanya?
Pada suatu tengah malam, Kamu yang sedang berkonsentrasi menulis sebuah novel porno yang direncanakan akan terbit tiga bulan ke depan, dikejutkan dengan kedatangan seorang lelaki tua dan gempal. Lelaki itu datang dengan vodka di tangan. Ketukannya di pintu kamar hotel jelas mengganggu. Pengacau, begitu mungkin kata yang tepat untukdisematkan pada lelaki itu. Lelaki itu adalah Raymond Carver. Penulis terkenal yang dikagumi oleh Kamu.
Tahu bahwa Raymond Carver pernah dikabarkan meninggal karena kanker paru-paru, Kamu jelas sempat tidak percaya dengan sosok yang sedang berdiri di hadapannya. Bagaimana mungkin seseorang yang (dikabarkan) sudah meninggal tiga puluh tahun yang lalu bisa muncul kembali?
Namun, itu nyata. Maksud saya, dalam novela tersebut disebutkan bahwa hal itu adalah nyata. Raymond Carver memang mendatangi Kamu.
Kejutan dari Raymond Carver untuk Kamu belum berhenti sampai di situ. Kepada Kamu, dia (Raymond Carver) meminta satu hal:
“Kamu bisa bantu membunuhku? Saat ini, kenyataan dan kehidupan tidak lebih dari sekadar omong kosong, bagiku. Tolonglah!” (hal 4)
Ya, Ray yang pernah memalsukan kematiannya, datang kepada Kamu dan meminta untuk dibunuh. Ray menginginkan kematian yang sesungguhnya untuk dirinya. Permintaan itu jelas bukan tanpa imbalan, “semua yang kumiliki akan jadi milikmu, termasuk hotel ini.” Demikian Ray menawarkan.
Kamu tertarik, dia memang sedang butuh uang. Maka terjalinlah kesepakatan pembunuhan, meski Kamu belum tahu bagaimana atau dengan cara apa dia membunuh Ray nantinya.
Kamu sendiri adalah seorang penulis yang seperti disebutkan di awal, sedang menggarap sebuah novel. Novel itu adalah novel porno dengan tokoh utama bernama Clevie; penyair gagal dan seorang gigolo.
Maka begitulah, novela ini berkisah tentang kehidupan tiga orang penulis: Ray, Kamu, dan Clevie.
Review Raymond Carver Terkubur Mi Instan di Iowa
Unsur misteri dan komedi sudah terasa sejak saya membaca novela ini, Raymond Carver Terkubur Mi Instan di Iowa. Bagaimana seseorang (Raymond Carver) bisa sampai terkubur mi instan? Pertanyaan itulah yang kemudian menarik saya untuk membaca novela ini sampai tuntas.
Latar dalam novela ini adalah di Iowa, tempat Faisal Oddang menjalani masa residensi selama tiga bulan. Novela ini menarik dengan sampulnya unik, juga kisah pembukanya yang bisa dikatakan absurd.
Sepanjang (tokoh) Kamu mempersiapkan pembunuhan Ray, kita (pembaca) akan disajikan berbagai macam cerita tentang Ray, Kamu, dan Clevie.
Dalam percakapan antara Ray dan Kamu, ada cukup banyak hal tentang Ray yang terungkap. Bagi saya yang belum pernah membaca bahkan belum tahu banyak tentang karya-karya Ray, sangat menarik tentu saja ketika membaca sejumlah judul karya Ray serta sedikit kisah di balik karya tersebut. Ditambah lagi kisah hidup Ray yang kemudian membawa saya untuk mencari tahu apakah hal tersebut menjadi bagian yang nyata atau sekadar fiksi belaka. Bagi pembaca, salah satu hal menyenangkan dari membaca sebuah buku adalah mendapatkan hal baru, dan itu saya dapatkan dalam novela ini.
Selain itu, memasukkan foto atau ilustrasi dalam sebuah buku tentu saja bukan hal yang baru lagi. Novela ini salah satunya. Kehadiran foto-foto di dalam novela ini pun menjadi salah satu bagian yang juga memberi kesan lucu (komedi). Sudah cukup absurd dengan kemunculan tiba-tiba seseorang yang sudah meninggal, rasa terhibur masih ditambah dengan foto sebuah gagang pintu bertuliskan do not disturb. Ah, iya foto Kamu dan Ray yang hanya sekadar bayangan itu juga sangat memorable.
Hal yang juga punya peran sangat penting bahkan menjadi ciri khas dari novela ini adalah tentang mi instan. Mi instan secara tidak langsung ikut terlibat dalam rencana pembunuhan Ray. Dari hidup sampai kematiannya, Ray punya pengalaman tersendiri bersama mi instan. Ketika Ray masih bersama Maryann, mi instan menjadi makanan favorit keluarga mereka.
Secara tidak sengaja, Kamu memperkenalkan mi instan Indonesia kepada Ray, yang ternyata kemudian membuat Ray sangat suka dan tak henti-henti memuji mi instan Indonesia. Menganggap mi instan Indonesia adalah surga. Kamu lalu menjelaskan kepada Ray bagaimana cara mudah orang-orang Indonesia menikmati surga; mi instan kering. Tanpa perlu air.
“Bagian terenak dari surga mi instan kering adalah bumbu di dasar kemasannya.” (Hal 61).
Bukan hanya itu, Ray dan Kamu juga mengungkap sisi lain tentang mi instan, yaitu bagaimana mi instan yang begitu dekat dengan kemiskinan. Ray sendiri pernah mengalami itu.
“Mi itu dia potong menjadi empat bagian kecil, untuk kami berempat. Cukup untuk sehari. Dan esoknya kami memakan bungkusan kedua. Setiap kesusahan finansial dan hal itu terjadi cukup sering, kami akan memakan mi instan.” (Hal 69).
Pada akhir hidupnya, Ray bahkan ditemukan telanjang dan terkubur mi instan. Namun, bukan Kamu pembunuhnya.
Saya sendiri sebenarnya bingung dengan kisah di dalam buku ini, entah siapa yang membunuh siapa. Clevie yang tadinya hanya sekadar tokoh rekaan dalam novel Kamu, bisa punya andil yang sangat besar dalam akhir cerita. Tadinya saya pikir, melalui kisahnya sebagai penulis gagal dan kisah cintanya yang juga bisa dibilang gagal, dia hadir untuk sekadar sebagai bahan tertawaan. Ternyata tidak. Pada akhir cerita dia dibuat punya peran yang sangat besar yang menimbulkan pertanyaan, apakah Clevie adalah Kamu, atau Kamu adalah Clevie? Entahlah.
Dibanding karya-karya Fai yang lainnya seperti novel: Tiba Sebelum Berangkat dan Puya ke Puya, kumpulan cerpen Sawerigading Datang dari Laut, juga buku puisi Manurung, novela ini jelas sangat jauh berbeda. Ada sisi lain dari seorang Fai yang hadir di dalamnya. Sisi humoris. Meski tentu saja jika berbicara tentang humor adalah soal selera. Tapi saya sendiri cukup terhibur.
Data Buku
Judul : Raymond Carver Terkubur Mi Instan di Iowa
Penulis : Faisal Oddang
Penerbit : Kepustakaan Populer Gramedia
Tebal Halaman : 116 Hlm
Tahun Terbit : Cetakan Pertama, Maret 2019
ISBN : 978-602-481-131-0
Author :
Seorang ibu yang suka membaca dan sedang belajar menulis. Blasteran Jawa-Toraja, yang bisa disapa lewat IG dan Twitter @utamyyningsih