The Art Of War Khalid bin Al Walid ini jadi satu-satunya buku nonfiksi bertema sejarah yang tahun ini akhirnya bisa saya selesaikan. Kalau bukan karena #ReadingChallengeODOP yang mewajibkan kami semua untuk membaca buku sejarah pekan kemarin, pastinya buku ini akan tersentuh bertahun-tahun kemudian.
Jadi The Art Of War Khalid bin Al Walid ini menceritakan sepak terjang sang pedangnya Allaah, Khalid bin Walid selama menjadi panglima perang kaum muslimin. Bahkan ketika mendampingi Rasulullaah semasa beliau masih hidup. Strategi hingga bagaimana Khalid bin Walid menjadi yang ditakuti karena strategi dan kekuatannya tersebut, menjadi inspirasi bagi saya khususnya, dan semoga bagi teman-teman semua.
The Art of War Khalid bin Al Walid, Kenalkan Jenderal Legendaris Dunia yang Jenius Tapi Beradab
Bagi teman-teman yang menyukai buku dengan tema strategi peperangan atau militer, frasa The Art of War mungkin jadi tema yang akrab di telinga. Meskipun bagi saya, ini masih terdengar asing ya. Namun karena buku karya Wisnu Tanggap Prabowo inilah kemudian saya mengenal tentang Art of War yang ternyata sudah mendunia.
Jadi sebenarnya The Art of War merupakan buku yang ditulis oleh Sun Tzu. Namun belakangan, buku tersebut bukan karyanya, dan ada masalah dalam historisitasnya. Bahkan eksistensi dari Sun Tzu itu sendiri masih menjadi perdebatan bagi sejarawan.
Dalam buku Sun Tzu tersebut, pertempuran besar yang Sun Tzu langsungkan (setidaknya yang masyhur) hanyalah satu. Sementara Khalid bin Walid memenangkan sekitar 100 pertempuran dengan catatan 100% kemenangan!
Jadi sampai sini teman-teman paham ya mengapa Khalid bin Walid sudah selayaknya mendapatkan tempat di hati kita dan bagaimana kita memetik hikmah dari peperangan yang dilangsungkan oleh Khalid.
The Real Art of War dari Khalid Bin Walid Si Ahli Strategi
Kalau kita menilik ke belakang, imbas ekspedisi militer Khalid bin Al Walid ini masih terasa hingga saat ini. Lawan yang Khalid hadapi juga tidak main-main lho! Yes, siapa lagi kalau bukan Romawi dan Persia?
Kalau Sun Tzu memberi petuah kepada pembacanya untuk menapaki kesuksesan dalam perniagaan dunia, maka buku yang ada di tangan saya tersebut menambah hikmah pada kita sebagai pembaca untuk mencintai generasi terbaik Islam. Kalau membaca curriculum vitae milik Khalid bin Al Walid ini kita akan melihatnya sebagai jenderal dan di dalamnya ada tanda-tanda kekuasaan Allah, janji-janjiNya, dan doa Rasulullah yang melekat dalam setiap ekspedisi militer Khalid.
Khalid jenderal yang shalih dan bertemu langsung dengan baginda Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam serta turut berperang bersama para sahabat senior Nabi tentu menawarkan “pencerahan” yang lebih tinggi. Khalid bin Al Walid sendiri seorang sahabat Nabi dan sudah barang tentu dirinya selalu mengaitkan segala sesuatunya kepada Allah. Khalid bukanlah jenderal perang yang sekuler atau terpapar paganisme.
Menariknya, membaca buku ini tidak menjadikan kita menglorifikasi sosok Khalid belaka atau berfokus pada romantisme jalan hidup Khalid yang epik dan tetap subyektif.
Saya jadi mengenal sosok Khalid yang menjadi salah satu jenderal terbaik sepanjang sejarah. Bahkan, mungkin Khalid adalah yang terbaik di antara para jenderal legendaris lintas zaman-lintas peradaban.
Yang paling seru adalah ketika saya membaca soal perang-perang yang dipanglimai oleh Khalid. Selain peperangan yang dimenangkannya 100%, Khalid bin Al Walid merupakan jenderal yang membabat habis musuhnya hingga tidak ada lagi kemampuan untuk melawan baik saat itu dan juga di kemudian hari.
Gelar “Pedang Allaah yang Terhunus (Saifullah Al-Maslul)” bukanlah gelar yang Khalid buat-buat sendiri atau disematkan oleh anggota kabilah Bani Makhzum, atau julukan dari para pasukan setia Khalid. Gelar tersebut benar-benar diberikan oleh Rasulullah.
Khalid bin Al Walid layak menorehkan namanya dalam catatan sejarah militer dunia. Ia lebih dari pantas berada di pucuk deretan jenderal legendaris dalam sejarah. Seorang perwira, panglima, atau tentara, siapapun dia, di zaman apapun dia hidup, jikalau tidak mempelajari, atau tidak pernah sekadar mendengar namanya meski sekilas, maka ia telah melewatkan satu bab penting dalam sejarah peperangan dunia, satu buku yang berjudul : The Real Art of War: Khalid bin Al-Walid.
Baca juga yuk review dari buku-buku pilihan lainnya di sini!