Kalau teman-teman suka dengan novel karya Sibel Eraslan, pasti serial 4 Wanita Penghuni Surga sudah tak asing lagi ya. Saat ini saya baru menyelesaikan serial berjudul “Khadijah”, setelah bertahun-tahun kemarin selesai menyelesaikan “Maryam” dan mendapatkan nama untuk anak saya dari kisah tersebut.
Khadijah menjadi seri kedua yang saya putuskan untuk baca di tahun ini. PR banget emang kalau baca soal kisah-kisah orang terdahulu atau sejarah. Beruntungnya Sibel Eraslan mengemasnya dengan sangat baik dan tidak membosankan. Bahkan kita akan dibuat terlarut di dalam cerita itu dan menjadikannya sebagai pengalaman membaca yang sangat berkesan.
Review Kisah Khadijah Oleh Sibel Eraslan
Siapa yang tidak pernah tahu Khadijah? Semua orang Muslim atau bahkan yang ngaku-ngaku Muslim pun tahu dengan Khadijah dan kebesaran nama tersebut. Kita akan tahu lebih mendalam dan mendetail bagaimana Khadijah hidup dan dibesarkan dari novel yang indah ini.
Khadijah adalah seorang wanita yang meniti jalannya di antara bentangan kesulitan. Hidup di dunia laki-laki dengan segala peraturan yang ditentukan berdasarkan kekuatan, tentu sangat sulit bagi seorang wanita. Namun, Khadijah teguh melintasi segala rintangan itu.
Meskipun banyak perampokan, pencurian, pemerkosaan dan juga ketidakadilan yang terjadi di sekitarnya, Khadijah tak pernah meninggalkan Makkah. Ia tetap menjadi salah satu “penjaga” kota tersebut dan menjadi pelita di tengah orang-orang yang sudah putus asa dengan apa yang terjadi dalam hidupnya.
Berbagai macam bentuk penyimpangan yang terjadi di masyarakat membuat Khadijah banyak menangis baik di siang maupun malam hari. Ia menangis karena tangannya tak mampu merengkuh semua orang untuk berada dalam lindungannya. Khadijah merasa sangat tidak berguna jika masih ada orang-orang di sekitarnya yang menderita. Sebegitu luhurnya budi pekerti beliau meskipun dibesarkan di tengah keluarga yang serba berkecukupan dan menyandang gelar bangsawan Mekkah yang ditakuti oleh siapapun.
Banyak yang lupa, Khadijah adalah perempuan independen dan pengusaha sukses di zamannya. Di tengah budaya patriarkis Mekah yang keras, beliau berdiri kokoh sebagai wanita terhormat yang disegani, punya armada dagang, dan memimpin bisnisnya dengan tangan sendiri. Serta menjadi perempuan kesayangan para “pembantunya”.
Namun, yang paling menggetarkan hati adalah ketika beliau, seorang wanita terhormat dan kaya raya, memilih untuk menikahi Muhammad yang muda dan tidak memiliki banyak harta. Beliau melihat cahaya dalam diri Muhammad, bukan karena harta atau status, tetapi karena akhlak.

Khadijah
Khadijah Menjadi Penopang Pertama Risalah Langit
Dalam novel ini diceritakan dengan sangat menyentuh bagaimana saat Rasulullah pertama kali menerima wahyu, beliau gemetar ketakutan. Lalu kepada siapa beliau berpulang? Kepada Khadijah. Dalam pelukan dan kata-kata lembutnya, Nabi mendapatkan ketenangan pertama atas misi besar yang akan ia emban.
Khadijah-lah yang berkata:
“Tidak, demi Allah! Allah tidak akan menghinakanmu. Engkau menyambung tali silaturahim, berkata jujur, membantu yang lemah, memberi kepada yang tidak punya…”
Bahkan ketika dakwah Islam mulai menuai penolakan, hinaan, boikot, dan tekanan dari Quraisy, Khadijah tetap di sana, mengorbankan seluruh hartanya, energinya, bahkan kenyamanan hidupnya untuk mendukung Nabi.
Novel ini mengajak kita melihat Khadijah bukan hanya sebagai istri yang setia, tapi sebagai pejuang spiritual yang sadar peran, visioner, dan memiliki cinta luar biasa kepada kebenaran.
Sebagai perempuan, atau sebagai siapa pun kita hari ini, Khadijah adalah refleksi tentang bagaimana cinta dan keyakinan bisa membentuk sejarah. Ia bukan hanya figur sejarah yang ditulis ulang di buku-buku agama, tapi role model nyata tentang keteguhan iman, cinta yang murni, dan keberanian untuk memperjuangkan kebaikan, meski sendiri.
Setiap halaman novel ini seperti menggugah hati saya :
Bisakah kita mencintai Islam seperti Khadijah mencintai risalah itu?
Bisakah kita menjadi pendukung kebenaran seteguh Khadijah?
Membaca sejarah maupun risalah Nabi seperti ini sangat penting ya teman-teman, selain sebagai inspirasi dan juga motivasi, juga membuat kita meresapi setiap perjuangan Rasulullah dan Ibunda Khadijah sehingga dalam setiap ibadah maupun muammalah yang kita lakukan, setidaknya ada sedikit yang bisa membawa kita pada kebaikan.
Semoga bermanfaat ya! Simak juga review buku-buku pilihan di sini.