Sejak kemarin, di Twitter sedang ramai dengan kabar perihal novel Gadis Kretek yang akan dialihwahanakan menjadi series. Dalam kabar yang beredar tersebut, tampak foto Dian Sastrowardoyo dan Putri Marino memegang draft yang saya duga adalah script dari Gadis Kretek.
Selain dua nama tersebut nama Ibnu Jamil, Arya Saloka, Ine Febriyanti, Tissa Biani, Sheila Dara, Winky Wiryawan, dan Ari Bayu, disebut-sebut juga akan berperan dalam series Gadis Kretek. Meski belum ada info pasti kapan series tersebut ditayangkan, tetapi melihat daftar pemain dan kisah yang diangkat dalam novel Gadis Kretek, adalah hal yang wajar jika series ini membuat banyak orang merasa can’t wait. Saya salah satunya, hihihi.
Lantas, seperti apa, sih, kisah dalam novel Gadis Kretek?
Gadis Kretek adalah novel karya Ratih Kumala yang diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama pada tahun 2012 yang lalu. Pada tahun yang sama, novel ini kemudian masuk dalam daftar 10 besar penghargaan Kusala Sastra Khatulistiwa, salah satu penghargaan karya sastra—berupa buku—bergengsi di Indonesia.
Gadis Kretek mengandung genre fiksi sejarah dengan latar budaya Jawa yang berfokus pada sejarah kretek di Indonesia, mulai dari zaman Belanda, Jepang, sampai pascakemerdekaan. Untuk dapat gambaran lebih jelas, silakan baca tulisan ini sampai selesai. Namun, siap-siap dengan kemungkinan akan ketemu spoiler, ya.
Sinopsis Singkat Gadis Kretek
Pada suatu hari, Pak Soeraja yang sedang sekarat, menyebut bahwa ia ingin sekali bertemu dengan Jeng Yah, seorang perempuan dari masa lalunya. Permintaan itu lantas menimbulkan situasi tidak menyenangkan. Bagaimana tidak, Pak Soeraja itu sudah punya istri dan tiga anak lelaki, dalam keadaan sekarat, kok, malah pengen ketemu perempuan lain?
Dalam semesta Gadis Kretek, Pak Soeraja diceritakan sebagai pebisnis rokok sukses dengan merek dagang “Djagad Raja”. Kejayaan bisnis rokok Pak Soeraja sendiri juga tidak lepas dari garis latar belakang keluarga istrinya yang juga berasal dari keluarga pendiri pabrik kretek (rokok).
Pak Soeraja punya tiga anak laki-laki; Tegar, Karim, dan Lebas. Ketiga anak laki-laki inilah yang menelusuri tempat-tempat yang berhubungan dengan masa lalu pak Soereja untuk mencari Jeng Yah.
Proses pencarian itu kemudian membawa kita mundur ke masa sebelum kemerdekaan. Pada masa itu, ada seorang pemuda bernama Idroes Moeria yang bekerja di pabrik rokok milik Pak Trisno. Pengalaman bekerja sebagai pelinting, membuat Idroes Maria pelan-pelan belajar banyak hal tentang rokok. Di samping itu, Idroes Moeria punya teman sebaya bernama Soedjagad.
Sayangnya, pertemanan mereka ini kalau kata orang zaman sekarang, termasuk pertemanan yang toxic. Awalnya memperebutkan seorang gadis, lambat laun menjalar menjadi persaingan bisnis yang sangat merugikan Idroes Moeria.
Idroes Moeria dan Soedjagad kemudian menikah dan memiliki anak. Idroes dikaruniai dua puteri, salah satunya adalah Jeng Yah, sementara Soedjagad memiliki lima orang anak. Sejak kecil, Jeng Yah sangat suka melinting rokok. Ia suka membuatkan rokok untuk ayahnya. Rokok buatan Jeng Yah untuk ayahnya terbuat dari sari tembakau yang dihasilkan saat melinting dan direkatkan menggunakan lem alami alias dijilat. Kelak, dari racikan saus ala Jeng Yah, lahirlah merek dagang bernama Kretek Gadis, merek rokok dari Kota M yang berjaya pada zamannya.
Memasuki usia dewasa, Jeng Yah kemudian bertemu lalu jatuh cinta pada Soeraja. Oleh Jeng Yah, Soeraja kemudian dipekerjakan, tetapi tidak lama karena Soeraja merasa tidak nyaman hidup bergantung pada keluarga Jeng Yah.
Karena alasan itu, Soeraja kemudian mendirikan usaha rokok sendiri. Namun, masalahnya adalah dana yang diapat oleh Soeraja untuk membuka usaha rokok ternyata ada kaitannya dengan PKI. Nah, lho.
Ketika memasuki masa pemberantasan PKI, Soeraja berhasil melarikan diri. Sementara Jeng Yah dan Idroes Moeria ditangkap karena dianggap berhubungan dengan oknum PKI. Kerugian dari pihak Jeng Yah belum cukup sampai di situ, karena setelah semuanya terasa aman, Soeraja malah menikah dengan perempuan lain, anak dari Soedjagad, teman sekaligus saingan bisnis Idroes Moeria.
Kesan Setelah Membaca Gadis Kretek
Membaca Gadis Kretek bagi saya adalah memberi pengalaman dan pengetahuan baru perihal sejarah perkretekan di Indonesia. Dalam novel ini setidaknya ada tiga latar tempat yang digunakan, Kudus, Jakarta, dan Kota M—yang oleh beberapa pembaca diduga sebagai Muntilan.
Awalnya saya pikir novel ini ceritanya tentang gadis yang suka merokok, nyatanya bukan. Ya, ada, sih, hubungannya tentang itu, tetapi bukan sebatas itu alur ceritanya. Yah, begitulah risiko kalau baca buku tanpa membaca blurbnya, hahaha,
Gadis Kretek ini novel yang sangat kaya akan budaya Jawa, ada cukup banyak istilah-istilah dalam Bahasa Jawa yang saya dapatkan saat membaca novel ini. Selain itu yang paling istimewa tentu saja adalah cerita tentang sejarah kretek itu sendiri. Bagaimana kretek sudah akrab dengan kehidupan masyrakat Jawa maupun Indonesia secara umum, sejak zaman penjajahan Belanda.
Mengikuti perjalanan kretek dari masa ke masa, saya jadi tahu bagaimana pengaruh intrik politik bahkan merambah bisnis kretek. Lebih tepatnya, saya lumayan terkejut ketika tahu bagaimana kretek ikut menjadi bagian dari sejarah kelam PKI.
Di sisi lain, ikut greget juga mengikuti persaingan bisnis antara Idroes Moeria dengan Soedjagad. Di mana Idroes Moeria berinovasi, di sana Soedjagad siap membuntuti. Kehancuran bisnis Idroes Moeria pun tidak lepas dari cara kotor Soedjagad dalam bersaing.
Yang juga jadi bumbu pemanis, tetapi menguatkan alur cerita adalah kisah percintaan dan persaingan di dalamnya. Bukan sekadar kisah cinta segitiga biasa, tetapi ada unsur politik dan persaingan usaha di dalamnya. Soedjagad dengan cerita “halunya” perihal masa lalu juga jadi bagian komedi yang menghibur.
Intinya, bagi saya pribadi, buku ini memang sangat menarik, Gaes. Setelah membaca buku ini kemudian tahu akan diangkat menjadi series dengan deretan cast yang oke punya, wajar jika saya ikut penasaran pengen cepat-cepat nonton.
Kalau kalian pengen baca bukunya sebelum menonton seriesnya, tetapi belum punya budget untuk beli buku, kalian bisa membaca versi e-booknya di iPusnas atau perpustakaan digital lainnya. Dengan catatan, harus siap-siap antre karena pasti banyak yang pengen baca juga, hihihi.
Selamat berburu Gadis Kretek. Semoga artikel ini bermanfaat, ya!
Author : UtamyyNingsih
Baca juga ulasan buku menarik lainnya di sini ya!