Home » Menangkap Bahagia Melalui Buku Bahagia Bersama

Menangkap Bahagia Melalui Buku Bahagia Bersama

“Permisi … pakeeettt …”

Bagaimana rasanya mendengar sapaan/teriakan dari kurir pengantar paket yang sudah ditunggu-ditunggu? Senang dan lega dong, ya. Yup, bagi kita yang terbiasa berbelanja daring, peran kurir adalah sebagai connecting happiness. Perantara/penyambung kebahagiaan antara penjual dan pembeli. Begitu barang pesanan sampai, pembeli senang, penjual pun senang. Eits, perlu diketahui, connecting happiness itu salah satu tagline-nya JNE lho. Tagline yang nilai-nilainya mengakar kuat pada visi-misi JNE.

JNE (PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir), sebagai salah satu perusahaan jasa layanan pengiriman, tahun ini memasuki usianya yang ke-31 tahun. Sebagai bentuk perayaan atas usia JNE yang sudah tiga dekade, diluncurkanlah buku Bahagia Bersama, yang merupakan kolaborasi antara Kang Maman (penulis dan pegiat literasi) dengan Mice (kartunis).

Buku yang dalam tiga bulan sejak terbitnya langsung best seller dan cetak ulang ini, terdiri dari tiga bab. Bab pertama berjudul Berbagi Tidak Mengurangi, bab kedua: Tiga Serangkai, dan bab ketiga: Cerita Juara.

buku bahagia bersama

source : kompas

Buku Bahagia Bersama : Berbagi Tidak Mengurangi 

Dalam pelajaran Matematika, kita mengenal ilmu pasti. Sepuluh dibagi dua, hasilnya lima. Namun, dalam hal berbagi sebagai konteks kemanusiaan, hal tersebut tidak berlaku. Sebagaimana yang kita tahu, yang namanya berbagi tidak akan mengurangi harta.

Dalam bab ini, Kang Maman memberikan beberapa contoh peristiwa tentang betapa dahsyatnya kekuatan berbagi. “Orang-orang yang beramal atau berbagi akan mengalami sensasi perasaan positif (hal.5)”. Bahagia itu juga adalah ketika kita bahagia melihat orang lain bahagia dan mau bertekad kuat untuk mengikis habis praduga-praduga negatif tentang orang lain (hal.39). Dan yah, seperti biasa, Kang Maman―melalui tulisannya―berhasil mengaduk-aduk perasaan. Merasa tertampar sekaligus merasa diingatkan.

Lalu, apa hubungannya antara konsep berbagi tidak mengurangi dengan JNE―sebagai sebuah perusahaan? Ternyata, JNE itu punya kebiasaan yang luar biasa dalam hal berbagi, lho. Bagi JNE, berbagi adalah tradisi yang bukan hanya dipertahankan, tetapi terus ditingkatkan dari tahun ke tahun. Di JNE, apa pun jabatannya, mereka bisa menjadi perpanjangan tangan JNE untuk berbagi. Apa pun agamanya, semua berhak ambil bagian.

Tiga Serangkai

Dalam bab ini, Kang Maman memperkenalkan tiga serangkai dalam tubuh JNE. Mohamad Feriadi yang saat ini menempati posisi direktur utama adalah anak dari pendiri JNE. Namun, untuk bisa sampai ke posisinya sekarang, ternyata beliau pun melaluinya dari bawah. Tidak langsung jadi “putra mahkota.” Sama seperti dua tokoh lainnya yang perjalanan karirnya pun sama dengan Mohamad Feriadi. Berproses dan tidak ujug-ujug.

Selain itu, kita juga akan melihat bagaimana JNE yang awalnya cuma punya delapan karyawan sampai saat ini yang sudah punya 40.000 lebih karyawan, tetap menjalan tradisi berbagi, memberi, dan menyantuni yang ditinggalkan oleh pendirinya. Saya rasa, inilah salah satu faktor penting yang membuat perusahaan ini mampu bertahan dan terus berkembang. Patokannya jelas, berbisnis tidak boleh melupakan ajaran agama.

Cerita Juara

Ini bab yang isinya bikin terharu. Tulisan-tulisan dalam bab ini ditulis oleh para pemenang JNE Writing Competition 2020. Setiap tulisan punya cerita yang berbeda, tetapi sama-sama mampu menghangatkan hati―saat membacanya.

Di salah satu tulisan, ada cerita tentang Paulus Madur dan istrinya yang hidup dalam keterbatasan ekonomi, tetapi mampu mengambil peran dalam bidang kemanusiaan. Memberi penyuluhan kepada para pekerja seks komersial dan mendirikan sekolah Anak Kolong (AnKol).

Meski berjalan di jalan yang baik, kegiatan mereka tentu bukan tanpa ujian. Berkali-kali mereka harus menghadapi hal berat dan memilukan hati seperti sekolah disegel dan bantuan yang tidak disalurkan. Namun, kepahitan tersebut tidak membuat semangat Paulus dan istrinya menjadi goyah, bahkan setelah Paulus Madur wafat, perjuangan bersama sekolah AnKol, dilanjutkan oleh anak-anaknya.

Kesimpulan

Membaca buku ini, kita akan diajak untuk mengetahui “rahasia perusahaan” JNE sekaligus membaca cerita-cerita ringan dan inspiratif. Narasi yang tidak menjenuhkan berpadu dengan ilustrasi yang hidup dan memanjakan mata. Komik yang meskipun cuma selembar, tetapi pesannya tersampaikan. Untuk ilustrasi di halaman penutup, saya bahkan tidak tahu harus menyebutnya apa karena dibilang keren pun terasa tidak cukup.

Membaca buku ini, saya betul-betul merasa diajak Bahagia Bersama. Meski ada cerita dari Kang Maman di dalam buku ini yang sudah pernah saya baca sebelumnya, tetapi membacanya kembali tetap tidak mengurangi perasaan haru dan self reminder yang muncul.

Bahagia Bersama

Penulis: Kang Maman

Kartunis: Mice

Penerbit: Grasindo

 

Author : 

Seorang ibu yang suka membaca dan sedang belajar menulis. Blasteran Jawa-Toraja, yang bisa disapa lewat IG dan Twitter @utamyyningsih