Santai Aja, Namanya Juga Hidup adalah salah satu buku yang saya pinjam dari seorang sahabat di saat yang tepat. Ketika masa-masa bosan menghampiri, tak ada semangat membara di awal tahun, dan tubuh yang terasa sekali cepat lelah. Saya butuh charging energi. Beruntungnya bertemu dengan buku yang judulnya unik ini.
Santai Aja, Namanya Juga Hidup! As You Live for The First Time, begitu judul lengkapnya. Dilengkapi dengan ilustrasi dan cerita yang singkat, padat, jelas, dan menghibur membuat saya tak terasa membaca buku setebal 311 halaman ini dalam satu hari saja.
Wajar ya, karena memang satu halaman penuh didominasi gambar seperti komik pendek. Namun kalimat demi kalimat yang disampaikan oleh Yozuck sebagai ilustrator sekaligus penulisnya sangatlah mengena. Saya bahkan sengaja mengeja beberapa kalimat perlahan agar lebih menancap di otak lebih lama, sehingga ketika suatu saat nanti saya membutuhkan kalimat tersebut saya bisa mengingatnya.
Dalam buku ini, sebagai seorang ambisius, saya diingatkan kembali bahwa gagal dan dan berbuat salah bukanlah suatu perkara besar yang akan membuat diri kita jatuh. Karena pada dasarnya manusia itu hidup untuk bertahan, untuk menyenangkan diri sendiri dan tentu saja untuk meraih kepuasan. Daripada menghukum diri sendiri, bukankah sebaiknya kita merangkul diri sendiri?
Penulis sukses memberi pesan tersirat dan tersurat; kita didorong menjadi baik terhadap diri sendiri dan merefleksikan bagaimana sebaiknya kita memperlakukan kehidupan.
Ada satu kisah yang begitu saya ingat, terkait dengan ambisi saya dalam kehidupan.
Sang pinguin sebagai tokoh utama dalam buku ini tengah berjalan santai sebagaimana biasa. Lalu tiba-tiba ia mendengar suara derap kaki kuda yang tampak tergesa-gesa. Kuda tersebut berlari begitu kencangnya hingga tak sengaja menyerempet sang pinguin hingga terjatuh lalu terjungkal.
Sang pinguin kemudian berniat untuk menolong si kuda yang terjatuh dan berkata:
“Kamu tidak apa-apa?”
“Mana mungkin aku baik-baik saja setelah terjatuh? Tapi itu ngga penting, aku ngga punya waktu untuk berhenti.”
“Kamu juga sebaiknya beresin pikiranmu itu dan mulai lari. Kalau kamu ngga mau ketinggalan sama yang lain.” tambah si kuda sambil terus berlari dan menghilang dari pandangan Pinguin.
Lalu di satu sisi ada kehidupan seekor Kukang yang begitu lambat, bahkan untuk menjawab pertanyaan Si Pinguin saja membutuhkan banyak waktu. Hingga sang pinguin berkata pada si Kukang:
“Kamu ngga lihat kuda berlari kencang tadi? Kamu ngga takut ketinggalan jauh kalau lihat hewan-hewan yang sedang melaju kencang?”
Si Kukang kemudian menjawab perlahan,
“Karena mereka berlari sangat kencang, bukan berarti aku ketinggalan kan? Aku cuma bergerak sesuai dengan kecepatanku saja.”
Kalimat pamungkas dalam buku Santai Aja, Namanya Juga Hidup tersebut membuat saya tersentil, lumayan sakit hahaha. Seolah saya menjalani hidup ini seperti kuda yang takut ketinggalan dengan hewan-hewan yang lain. Padahal, tidak ada salahnya kalau saya berjalan atau bahkan merangkak.
Masih banyak lagi kisah-kisah tentang kehidupan yang akan membuat kita bersyukur karena sampai saat ini masih diberi kesempatan untuk hidup dan berbuat baik untuk sesama. Semua dipaparkan dalam kisah anekdot antarhewan.
Kita akan menemukan inspirasi dan semangat dari kisah mereka yang begitu hangat dan ceria ini. Buku ini recomended banget buat kamu yang sedang ingin menikmati hidup tanpa harus merasa bersalah karena sesaat meninggalkan pekerjaan dan rutinitas.
Santai Aja, Namanya Juga Hidup! oleh Yozuck
Penerbit Transmedia, 311 halaman
Aku, Kak! Sedang di fase “memperlambat” pergerakan setelah tahun 2022 kemarin seperti sengaja memacu kekuatan berlari terus karena takut ketinggalan untuk mencoba ini dan itu. Dan ternyata semuanya capek. Sekarang, kalau lagi nikmati hidup, yauda gpp santai aja bentar untuk ambil napas.
Semangaat kak