Home » Review The Rent Collector, Berlian di Tengah Gunungan Sampah

Review The Rent Collector, Berlian di Tengah Gunungan Sampah

review the rent collector

Review The Rent Collector kali ini saya tuliskan bersama dengan harapan dan doa untuk orang-orang di luar sana yang tengah berjuang untuk memperbaiki kehidupannya. Untuk orang-orang yang masih peduli dengan pendidikan, dan untuk mereka yang selalu punya harapan untuk masa depannya.

Review The Rent Collector

The Rent Collector atau dalam Bahasa Indonesia disebut “Sang Penagih Sewa” ini menceritakan tentang kehidupan keluarga termiskin yang menghirup udara sampah sehari-harinya. Dimulai dengan cerita seorang termiskin di Phnom Penh, Sang Ly dan Ki (sepasang suami istri) berjuang di tengah timbunan sampah untuk makan sehari-hari dan juga kesembuhan anaknya.

Anak Sang Ly dan Ki sudah lama sekali menderita sakit. Perutnya buncit, badannya kurus, dan seringkali menderita diare hebat. Bagaimana tidak? Bahkan udara segar pun nampaknya tak akan pernah bisa masuk ke dalam rumah atap mereka yang terbuat dari material buangan di tempat pembuangan sampah terakhir kota Phnom Penh.

Setiap bulan, Sang Ly harus membayar “uang sewa rumahnya” itu pada Sang Penagih Sewa. Seorang wanita tua yang sering mabuk-mabukan, misterius, dan hampir tidak punya belas kasih untuk setiap orang yang tinggal di tempat pembuangan sampah bernama Stung Meanchey itu.

Ada begitu banyak kepiluan yang diceritakan dalam novel ini. Terpuruknya keluarga Sang Ly dan beberapa temannya yang tinggal di Stung Meanchey mengingatkan saya pada garis kemiskinan di Indonesia yang tak tersentuh. Saya jadi teringat kisah rumah-rumah yang berdiri di Bantar Gebang. Namun dalam novel The Rent Collector ini tidak hanya membahas itu. Ada beberapa kisah memilukan yang akan membuat kita banyak bersyukur telah dilahirkan di tanah yang merdeka dan punya atap untuk tinggal.

Salah satunya adalah kisah seorang gadis kecil bernama Maly yang tumbuh di lingkungan Stung Meanchey. Ia sudah tak punya kedua orangtua (entah meninggal atau dirinya yang ditinggalkan tidak ada yang tahu). Nahasnya, ia memiliki kakak yang biadab. Menjual dirinya ketika sudah ada tanda pubertas untuk orang-orang di perkotaan.

Stung Meanchey The Rent Collector

Lokasi Stung Meanchey yang diceritakan di Buku The Rent Collector – sumber : bbc.com

Kesedihan Setiap Perempuan di Stung Meanchey

Kakaknya sudah bergabung dengan geng preman. Sekarang karena Maly adalah… ya, sudah gadis, mereka akan membawanya ke Tuol Kork

Sang Ly kemudian mencerna kata-kata Lucky Fat, temannya yang meminta bantuan untuk menyembunyikan Maly malam itu. Sang Ly kemudian menyadari kenapa Maly begitu ketakutan, gemetaran, dan menangis. Gadis polos yang memesona dan cantik dengan usia yang tidak lebih dari dua belas tahun ini akan dibawa oleh kakaknya ke kawasan prostitusi dan dijual ke rumah bordil sebagai tunasusila belia.

Gagasan itu tentu saja tidak pernah terpikirkan oleh siapapun yang berada. Tapi di Kamboja, hal seperti itu sudah sering terjadi. Biasanya, dilatari keluarga yang tidak mampu; kadang-kadang orangtua atau saudara bahkan tidak menyadarinya. Atas saran dari sepupu jauh atau kenalan, seorang pria akan datang dan menawarkan bayaran dengan jumlah yang besar pada keluarga tersebut, biasanya 200$, dengan janji pekerjaan untuk anak itu sebagai pelayan di kota.

Tetapi restorannya tidak ada, dan pada saat gadis yang ketakutan itu menyadari apa yang sedang terjadi, semua sudah terlambat.

Begitulah kehidupan yang sangat ditakuti oleh wanita-wanita yang tak punya siapapun di Stung Meanchey. Beruntung Sang Ly memiliki suami dan keluarga yang menyayanginya, namun tidak semua wanita seberuntung Sang Ly.

Keinginan Sang Ly semakin kuat untuk mengubah nasib dirinya, sahabat-sahabatnya dan seluruh keluarganya di Stung Meanchey. Namun bagaimana?

Sang Ly, perempuan yang berpendirian kuat dan punya cita-cita mengeluarkan anaknya dan juga keluarganya dari tempat mengerikan itu suatu hari memungut sebuah buku berwarna-warni, ia menyimpannya untuk anaknya, Nisay. Sang Ly memang tak bisa membaca, namun ketertarikannya pada ilmu pengetahuan dan bahasa mengalahkan keinginan siapapun di dunia ini. Untuk masa depan anaknya, untuk masa depan keluarganya, ia percaya suatu saat ia akan bisa keluar dari tempat itu.

Suatu hari Sang Ly didatangi oleh Sang Penagih Sewa di rumahnya. Bertepatan dengan ketika dirinya dan Nisay sedang memperhatikan buku yang dipungutnya itu. Siapa sangka Sang Penagih Sewa melihat buku yang tampak berharga itu dan Sang Penagih Sewa tiba-tiba menangis dibuatnya. Seperti ada kenangan mendalam dari buku itu. Sayang sekali Sang Ly tidak bisa membacanya.

Sang Ly bersikeras meminta Sang Penagih Sewa untuk mengajarinya membaca. Sang Ly percaya, ia akan bisa mengajari Nisay, anaknya, dan mengubah nasib mereka jadi lebih baik. Kegigihan Sang Ly setelah ditolak oleh Sang Penagih Sewa ternyata tak pernah padam. Hingga akhirnya Sang Penagih Sewa setuju untuk mengajarinya membaca dengan berbagai syarat.

The Rent Collector: Mengingat Kepedihan Peristiwa Penyerangan Khmer Merah dan Meninggalnya Sebagian Penduduk Kamboja

Siapa sangka The Rent Collector atau Sang Penagih Sewa memiliki banyak rahasia yang nantinya bisa diungkap oleh Sang Ly. Sang Penagih Sewa ternyata memiliki masa lalu kelam dan pahit yang tak mungkin dilupakan seumur hidupnya. Ia dihantui rasa bersalah, penyesalan, sekaligus pengharapan.

The Rent Collector atau Sang Penagih Sewa memiliki masa lalu bersama pasukan Khmer Merah yang meluluh lantakkan seluruh keluarganya, rumahnya, dan juga bayi yang baru saja dilahirkannya. Diantara sebab ia kehilangan semua itu adalah karena ia adalah seorang guru.

Bertemu dengan Sang Ly, seperti bertemu dengan seseorang yang mampu mengisi kekosongan dalam hatinya selama puluhan tahun. Sang Ly memberikan arti dalam hidupnya, jiwanya sebagai seorang pendidik bergumuruh, hidup dan semangat lagi. Namun apalah artinya jika ia tak akan bisa mengembalikan semuanya?

Apa sebenarnya masa lalu yang disimpan oleh The Rent Collector? Siapakah nama sebenarnya dari Sang guru ini? Apakah Sang Ly akhirnya bisa keluar dari Stung Mueanchay dan memberikan masa depan untuk anaknya, Nisay?

Selengkapnya teman-teman bisa membaca The Rent Collector ya! Kita akan tahu bagaimana kekejaman komunis Khmer Merah yang membuat Kamboja kehilangan semua guru di negeri tersebut. Kita juga akan tahu potret Stung Meanchey yang sebenarnya juga masih ada di Indonesia. Kita juga akan belajar bagaimana menyalakan harapan bahkan saat kita merasa tak mampu untuk memperjuangkan itu.

tokoh di the rent collector

Sekian review The Rent Collector, saya harap teman-teman juga membaca buku ini agar kebaikan dari Sang Guru serta harapan dari Sang Ly bisa menjadi penghiburan untuk kita semua.

 

The Rent Collector oleh Camron Wright, peraih Whitney Awards Kategori Novel Terbaik

Diterjemahkan dan diterbitkan kembali oleh Mahaka Publishing (Imprint Republika Penerbit), 413 halaman.

Baca juga ulasan Novel menarik lainnya di sini.