“Jika kamu bisa kembali ke masa lalu dan mengubah sejarah hidupmu, apakah hidupmu sekarang akan berubah menjadi lebih baik?” Shella sering berharap bisa memutar ulang waktu untuk memperbaiki pilihan-pilihan hidupnya dan mengubah keputusan-keputusannya.
Salah satu bacaan super ringan yang saya temukan kemarin di Gramedia Digital. Saya baca di sela-sela nungguin anak selesai les yang biasanya 40 menit selesai, kali ini molor sampai 1 jam 20 menit. Alhasil saya bisa menamatkan novel ringan karya Gabriella Chandra yang satu ini.
Kangen sebenarnya baca buku yang ringan, ngga perlu mikir, dan menghibur tentunya. Untungnya, novel young adult Memutar Ulang Waktu bisa teman-teman baca secara gratis di Gramedi Digital lho!
Seperti apa jalan cerita dan isinya? Yuk simak reviewnya sampai habis.
Andai Kita Bisa Memutar Ulang Waktu, Apa Yang Terjadi?
Seperti novel-novel remaja pada umumnya, novel ini memang termasuk dalam genre romance yang ringan tapi bisa memberikan beberapa hikmah untuk kita semua. Jangankan yang remaja, saya yang dewasa saja merasa bahwa hikmah yang dibawakan oleh Gabriella ini sangat menyentuh hati dan memberikan pelajaran tersendiri untuk lebih bersyukur atas hidup yang kita jalani sekarang.
Sinopsis Memutar Ulang Waktu
Shella, tokoh utama dalam novel ini hidup sebagai seorang putri tunggal dari keluarga yang harmonis meskipun harus hidup serba pas-pasan. Bahkan Shella juga terpaksa menjadi salah satu “penopang” untuk keluarga mereka.
Shella dikaruniai otak yang cerdas, mudah belajar, tahu apa yang dia inginkan dan tidak pandai menyembunyikan perasaannya. Ia juga menjadi perempuan pekerja keras yang tidak manja meskipun jadi anak tunggal. Kalau kata Shella dalam novel ini, ya gimana mau manja hidup aja pas-pasan.
Selain pekerjaan yang sudah mapan di Bank (meskipun Shella juga tidak bercita-cita jadi pegawai Bank), Shella juga punya pacar yang mengagumkan. Meskipun akhir-akhir ini menurutnya, ia bisa mendapatkan “pacar” yang lebih baik dibanding pacarnya yang memang wajahnya standart Indonesia banget.
Entah apa yang merasuki Shella sehingga ia tiba-tiba saja merasa ragu dengan hubungan yang sudah ia jalani selama 3 tahun belakangan. Ketika Shella dilamar, ia justru bingung dan semakin tidak yakin dengan masa depannya. Padahal lelaki yang tulus itu memiliki segalanya, tidak hanya dari segi materi tapi juga perhatian dan kasih sayangnya sangat tulus untuk Shella.
Yah namanya juga manusia, lihat rumput tetangga lebih hijau maka rumput sendiri jadi tidak menyenangkan.
Hingga suatu hari ia bertemu dengan seseorang yang bisa membawanya ke masa lalu. Shella ingin kembali ke masa-masa dia sekolah dan duduk di bangku putih biru. Shella ingin berusaha mendekati lelaki yang menjadi cinta pertamanya, Shella juga ingin lebih mengeksplor semua hal yang ia inginkan selama ini tapi tertahan.
Namun ketika Shella menjalani semua itu dari awal, ketika harapannya untuk kembali ke masa lalu dikabulkan ternyata harapannya pun tidak sesuai kenyataan. Shella justru banyak mengalami penderitaan akibat perbuatannya sendiri. Shella harus kehilangan keluarganya yang utuh juga harus merelakan calon pendampingnya yang setia itu dengan orang lain di masa depan. Shella tak punya siapa-siapa. Penyesalan memang selalu datang terlambat, karena kalau di awal ya namanya pendaftaran.
Jadi apakah Shella bisa mengubah nasibnya kembali? Teman-teman harus baca novel Memutar Ulang Waktu ini segera! Selain karena hanya 204 halaman, novelnya juga ringan, bisa dibaca sekali duduk.
Hikmah dari Novel Remaja Untuk Perempuan Dewasa
Membaca novel remaja yang satu ini saya jadi banyak mendapatkan pelajaran di hari itu, seperti :
- Bersyukur atas takdir yang diberikan oleh Allah untuk hidup kita. Ketika Allah sudah menggariskan takdir hidup kita seperti ini, maka yang perlu dilakukan adalah menjalani takdir tersebut dengan sebaik-baiknya dan bersyukur atas apa yang sudah kita dapatkan sampai sekarang.
- Tidak terlalu khawatir dengan apa yang akan terjadi di masa depan. So, do the best! Lakukan yang terbaik untuk saat ini.
- Tidak terlalu bersedih dengan apa yang sudah terjadi di masa lalu. Mungkin kita menyesalinya kenapa tidak melakukan A, B, C, D. Namun kita perlu tahu bahwa masa lalu justru akan menjebak pikiran kita dengan berpanjang angan. Lalu angan yang panjang akan membawa kita pada kesedihan dan kelalaian. Jadi lupakan masa lalu, lakukan yang terbaik versi kita saat ini.
Saya teringat dengan kalimat dari AlQuran yang pernah disebutkan oleh salah seorang ustadz, kurang lebih seperti ini :
Kunci kebahagiaan itu laa khoufun alaihim wa laa hum yakhzanuun. Tidak terlalu khawatir dengan masa depan juga tidak terlalu bersedih dengan apa yang sudah terjadi.
Mungkin teman-teman akan merasa novel ini remaja banget yang bikin kita teringat dengan hal menye-menye tidak bermanfaat, tapi sebaliknya justru novel ringan yang saya habiskan di sela-sela menunggu anak sedang les ini mengingatkan saya untuk bersyukur dan memegang kunci kebahagiaan itu rapat-rapat agar tidak terlepas.
Ada rekomendasi novel ringan lain ngga untuk saya? Boleh dong rekomendasinya diketikkan di kolom komentar yaa! Terimakasih!
Baca juga rekomendasi buku lainnya di sini yuk!