The Alpha Girls Guide Review. Teman-teman harus tahu bahwa karya Henry Manampiring ini adalah buku kedua tentang perempuan yang saya kagumi. Membaca karya Henry Manampiring yang lain beberapa tahun lalu membuat saya berpikir, “Wah karya mas Piring, harus beli nih..”
Setelah sukses menggugah dan mampu mengubah beberapa sifat saya yang “meledak-ledak” dari karya beliau berjudul Filosofi Teras, kali ini saya tidak mau juga melewatkan kesempatan untuk “belajar” dari karya Mas Henry Manampiring.
Bahas Apa sih di Buku The Alpha Girls Guide?
The Alpha Girls Guide memberikan banyak tips bagi kita, para perempuan Indonesia untuk melihat ke dalam diri: di jenjang sekolah, apa yang sebenarnya paling penting bagi kita? Apakah nilai rapor atau nilai pengalaman berorganisasi? Apakah teman kita adalah seorang teman yang menjerumuskan atau teman yang mendukung kesuksesan?
Masuk ke jenjang berikutnya, kita akan dibingungkan dengan perasaan cinta yang tumbuh dalam hati. Apakah laki-laki yang ada di depan kita ini sudah menjadi lelaki yang tepat seperti yang diharapkan? Benarkah hubungan yang kita jalin adalah hubungan yang sehat dan saling mendukung? Atau hanya hubungan toxic yang tak pernah bisa kita akhiri?
Atau bagaimana dengan jodoh yang tak kunjung datang dalam kehidupan kita? Apakah sebagai perempuan, kita kurang menarik? Apa yang harus kita lakukan jika di usia 25 tahun tak kunjung mendapatkan tambatan hati? Apakah kelak kita akan menikah untuk alasan yang tepat?
Dan masih banyak lagi bahasan-bahasan yang akan membuat kita manggut-manggut sambil bergumam, benar juga ya.. atau, masa iya sih saya jadi perempuan yang ‘gini-gini’ aja? Apa yang selanjutnya harus saya lakukan?
Dalam buku ini kita akan mengetahui bagaimana sih seorang Alpha Student, Alpha Friends, Alpha Lover, Alpha Professional, Alpha Look, Alpha Care, hingga Your Alpha Future.
Apa sih Alpha Female Itu?
Dalam buku the Alpha Girls Guide, dijelaskan oleh penulis bahwa istilah Alpha Female awalnya lahir dari dunia ilmu perilaku fauna. Para peneliti fauna sudah lama menemukan bahwa spesies fauna yang hidup berkelompok (sosial) memiliki strata sosial di dalamnya.
Ada anggota kelompok yang dominan, memimpin dan juga menguasai hak untuk kawin. Alpha Male atau jantan yang dominan, cukup jamak ditemui di beberapa spesies primata seperti gorila, simpanse, dan juga spesies mamalia lainnya.
Alpha male jadi pemimpin kelompok, melindungi kelompoknya dari serangan predator atau kelompok lain. Alpha adalah huruf pertama dari alfabet Yunani dan karenanya menandakan anggota kelompok yang teratas.
Nah, ternyata status Alpha juga tidak hanya dimiliki oleh jantan. Dalam beberapa spesies primata, status Alpha juga dimiliki oleh anggota betina yang disebut Alpha Female. Anggota betina yang disegani dan dihormati yang terlihat dari pengaruhnya bahkan oleh anggota yang jantan sekalipun ini konsepnya kemudian jadi populer di kalangan spesies paling canggih, manusia.
Jika di kantor ada laki-laki yang memiliki power dan pengaruh yang nyata atas orang-orang, menduduki posisi penting dan sukses secara karir, kemudian di kampus juga bisa menjadi informal leader atau pemimpin organisasi sekolah maupun kampus, inilah yang disebut sebagai Alpha Male. Begitu juga dengan perempuan.
Kita pasti akan menjumpai Alpha Female di setiap kelompok masyarakat. Ia adalah perempuan yang ambisius, pekerja keras, sangat percaya diri, berprestasi, dihormati, dikagumi, dan disegani oleh perempuan lain. Sama dengan Alpha Male, Alpha Female di kantor juga akan terlihat dari kecerdasannya, kepemimpinannya, hingga kharismanya.
Mereka dikenal oleh rekan-rekannya sebagai perempuan yang tidak boleh diremehkan apalagi dilecehkan. Ia akan terlihat menonjol, karena ia lah yang mengorganisir, menggerakkan, dan memimpin diskusi. Mereka tidak akan diam “melipir” ke pojokan.
The Alpha Girls Guide Review
Isi buku The Alpha Girls Guide Review ini lebih pada penjelasan bagaimana Alpha Female itu menjalani hidup mereka. Penulis juga membagikan tips bagaimana perempuan itu bisa menjadi Alpha Female. Karena tidak semua perempuan “mampu” menjadi seperti itu. Alpha female bukan penilaian diri sendiri, tapi dilihat dari bagaimana sekelompok masyarakat menilai mereka.
Lalu bagaimana dengan pembaca yang memang “tidak ada bakat” untuk menjadi Alpha Female? Tentu saja buku ini menurut saya masih relevan dengan perempuan-perempuan seperti itu. Karena apa yang kita pelajari dari Alpha Female dalam buku ini sepatutnya dimiliki oleh perempuan. Kerja kerasnya, semangat belajarnya, hingga bagaimana ia menjaga impiannya.
Saya ingin membagikan salah satu kutipan buku Alpha Girls Guide yang relevan dengan perempuan yang merasa dirinya harus “membatasi” mimpinya, merasa minder, dan hal-hal yang terkesan merendahkan nilai diri mereka:
Jika kamu tidak terlahir cantik, itu nasib. Jika kamu tidak tampak menarik, itu salahmu.
Agak jleb ya. Hehe.. namun kalau kita menelaah kalimat tersebut benar banget lho. Sebenarnya kita bisa melakukan hal-hal yang “menarik” dan tidak fokus pada kekurangan diri sendiri.
Kita tahu kan perempuan cantik belum tentu tampil menarik, tetapi perempuan yang tampil “menarik” tidak perlu terlahir cantik. Tampil menarik itu hak semua perempuan. Tidak seperti kecantikan yang untung-untungan. Semua perempuan bisa tampil menarik jika diniatkan dan mau berusaha.
Lalu bagaimana caranya menjadi menarik? Nah, teman-teman harus baca bukunya sendiri dong! Hehe.. Karena ada penjelasan yang lengkap dari Henry Manampiring bagaimana menjadi menarik sebagai seorang perempuan di sini.
Selain itu, teman-teman juga bisa membaca hasil wawancara “mendalam” bersama dengan para Alpha Female Indonesia. Seperti Najwa Shihab dan Alanda Kariza. Teman-teman akan belajar bagaimana sih tips dari dua perempuan hebat tersebut agar menjadi Alpha Female yang menarik? Isinya inspiratif dan mengubah pandangan saya tentang bagaimana seharusnya seorang perempuan.
Jangan begitu saja menerima nasib. Meminjam kata Najwa Shihab, sebagai perempuan kita harus berani berdiri dan bersuara. Jangan hanya menerima apa yang terjadi, tapi kita perlu kritis mencari tahu apa yang terjadi dan bagaimana menemukan solusi yang menguntungkan bagi banyak orang. Kurang lebih gitu deh.
Apakah ada kekurangan buku the Alpha Girls Guide? Sebenarnya sih ada, namun ini sifatnya subyektif ya. Karena saya adalah perempuan yang berusia tiga puluhan, mungkin bahasan tentang bagaimana Alpha Girls Guide di usia sekolah, kuliah, dan awal-awal menikah adalah bahasan yang cukup membosankan. Mungkin karena saya sudah mengalami semua itu ya, sehingga tahu harus bagaimana.
The Alpha Girls Guide memang cocok dibaca oleh perempuan yang usianya masih berada di usia-usia yang masih sering galau. Entah galau karena pasangan, sekolah, teman, atau bahkan pekerjaan di awal-awal karirnya. Meski demikian, bagi teman-teman yang usianya kurang lebih sama seperti saya, buku ini masih tetap cocok kok.
Kita masih bisa menggunakan tips-tips yang diberikan oleh penulis untuk anak perempuan kita nanti ketika menghadapi dunia pendidikan (sekolah), teman-temannya, perjalanan awal karirnya, hingga ketika menjadi “wanita matang” seperti Ibunya.
Selain itu juga banyak pelajaran di bab-bab akhir yang bisa kita terapkan dalam kehidupan berumah tangga dan agar tidak menyerah pada mimpi meskipun usianya kepala tiga. Hehe..
Yuk deh beli The Alpha Girls Guide, jangan sekali-sekali download buku The Alpha Girls Guide pdf ya, jangan! Ilmunya ngga berkah. Harga buku The Alpha Girls Guide juga ngga mahal kok. Hanya 77.000 rupiah, sisihkan pengeluaran untuk jajan, ganti ke buku. Hehe..
Itulah The Alpha Girls Guide Review versi saya. Semoga artikel ini bermanfaat yaa!
Baca juga ulasan buku tentang perempuan, di sini!