Sebelum menjelaskan apa itu Book Party dan bagaimana Book Party ini bisa terbentuk, saya perlu sampaikan bahwa gagasan Book Party ini sebenarnya merupakan bentuk adaptasi kegiatan Jakarta Book Party yang digagas oleh akun instagram @jakartabookparty.
Nampak seru dan rasanya menyenangkan bisa bertukar pikiran dan sharing pendapat dengan orang-orang yang punya hobi sama bukan?
Jadi yuk simak dulu cerita tentang diadakannya Malang Book Party untuk yang pertama kalinya ini.
Malang Book Party dari Payung Literasi Malang
Han, gimana kalau Payung Literasi Malang bikin Book Party kayak gini nih?
Salah seorang sahabat mengusulkan ide keren malam itu pada saya tentang Book Party Jakarta yang digagas pada bulan Oktober 2023 lalu. Ketika melihat video yang diunggah di instagram tentang Book Party yang diadakan di Jakarta tersebut saya langsung “mengiyakan”. Pasti baca buku bareng Payung Literasi Malang makin seru dengan adanya Book Party ini.
Kontan malam tahun baru 2024, kami langsung mengeksekusi kegiatan tersebut dengan membuat poster kegiatan untuk mengajak teman-teman yang lain, menentukan tempat, hingga merencanakan mekanisme Book Party yang kami adakan di 7 Januari 2024 tersebut.
Awalnya, kami akan mengadakannya di ruang terbuka atau public space seperti Taman Kota atau Alun-Alun, namun ternyata H-2 kegiatan, ada acara besar-besaran yang diadakan di Alun-Alun Kota Malang di jam yang sama. Akhirnya kami terpaksa mengubah tempat di sebuah Cafe dengan konsep “taman” yang letaknya tak jauh dari tempat awal kesepakatan.
Meskipun hanya diikuti oleh enam orang saja, tapi kami bersyukur banget acara perdana kali ini berjalan dengan lancar dan seruuu! Teman-teman yang ikut Malang Book Party bersama Payung Literasi Malang kali ini benar-benar antusias.
Masing-masing peserta membawa buku yang sudah dibacanya sendiri-sendiri, lalu bergantian menceritakan apa isi buku yang dibaca, apa kelebihan dan kekurangan dari buku tersebut, hingga berdiskusi isu apa yang diangkat oleh buku tersebut. Kami jadi saling tahu bagaimana isi buku yang mungkin belum dibaca oleh peserta Book Party yang lain.
Karena jumlah pesertanya masih sedikit, maka waktu bicara untuk teman-teman tidak dibatasi. Siapa sangka ternyata untuk menghabiskan cerita-cerita dari enam buku yang ada, kami butuh waktu satu jam lho! Keren banget sih, masing-masing orang punya cerita, masing-masing orang punya kesempatan untuk membagikan isi kepalanya, dan yang terpenting kami semua mendapatkan banyak ilmu dalam Book Party ini.
Baca buku ngga akan membosankan lagi, karena teman-teman kini punya “wadah” untuk menyuarakan isi kepala, sharing untuk tahu bagaimana sudut pandang orang lain tentang sebuah bacaan, dan yang terpenting kita tidak hanya sekadar membaca lalu memori itu akan hilang seiring dengan berjalannya waktu.
Lain halnya ketika kita selesai membaca lalu mendiskusikannya dengan “ilmu”. Pasti apa yang kita dapatkan dari buku akan lebih “menancap” di kepala. Hasilnya? Buku bukan hanya sekadar buku, tapi buku bisa menjadi guru untuk kita semua. Sekaligus berlatih untuk mendengar pendapat orang lain, berlatih untuk mengemukakan pendapat, berlatih untuk merangkum isi buku yang tebalnya lebih dari dua ratus halaman itu, dan tentu saja semua kegiatan tersebut adalah bagian dari literasi untuk memperluas sudut pandang dan mempertajam pola pikir kita.
Sebagai salah satu orang yang ngurusin Payung Literasi Malang ini, saya optimis peserta Book Party bulan depan bakal bertambah banyak dan akan semakin banyak ilmu-ilmu dari buku yang akan dibagikan oleh para peserta.
Penasaraaaann, kira-kira dapat cerita baru apalagi yaa bulan depan?
Siapa nih di antara teman-teman yang pernah ikutan Book Party? Boleh dong berbagi pengalaman di kolom komentar! Siapa tahu kita bisa saling menginspirasi untuk kemajuan literasi di negeri ini.